Jakarta, ILLINI NEWS – Harga emas diperkirakan akan berfluktuasi pada minggu ini menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) pada Senin (20/1/2025).
Refinitiv melaporkan harga emas global turun 0,45% menjadi $2.701 per troy ounce pada penutupan perdagangan Jumat (17/1/2025).
Sementara itu, emas masih naik 0,44% minggu ini menjadi $2,689 per troy ounce pada tahun 2025. 10 Januari
Hari ini, Senin (20/1/2025) pukul 06:23 WIB, harga emas naik tipis 0,02% ke level $2.702,08 per troy ounce.
David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures, menyerukan penurunan laba dan beberapa tekanan dari penguatan dolar. Namun, emas naik untuk minggu ketiga berturut-turut setelah data inflasi AS yang lebih lemah dari perkiraan memicu spekulasi penurunan suku bunga The Fed lagi.
Emas tetap menjadi aset safe-haven di tengah kekhawatiran inflasi, ketidakpastian geopolitik, dan prospek perdagangan yang beragam. Pasar kini menantikan pelantikan Trump pada tanggal 20 Januari, ketika kebijakan tarif yang luas diperkirakan akan memicu perang dagang dan meningkatkan daya tarik emas sebagai alat lindung nilai.
“Pedagang harus memantau pengumuman kebijakan Trump dan laporan ekonomi mendatang karena hal tersebut akan berdampak signifikan terhadap ekspektasi inflasi, dolar, dan suku bunga. Di tengah ketidakpastian finansial dan finansial, daya tarik emas sebagai aset safe-haven tetap kuat,” katanya. . James Hyerczyk menurut FX Empire.
Di sisi lain, klaim pengangguran awal AS yang lebih tinggi dari perkiraan juga mendukung harga emas, memberikan tekanan pada imbal hasil Treasury. Namun, harga emas telah memaksakan harapan bahwa pada tahun 2025 tanggal 19 Januari gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan dilanggar.
Prakiraan harga emas di masa depan dibagi menjadi tiga bidang utama: optimis, stabil, dan pesimistis. Dalam skenario optimis, emas diperkirakan akan naik menjadi $3.000 per ounce jika The Fed terus memangkas suku bunga, melemahkan dolar, dan meningkatkan permintaan dari bank sentral.
Sementara itu, dalam situasi stabil, emas akan tetap berada di $2.800 jika inflasi kembali ke target 2% dan ketegangan geopolitik mereda. Sebaliknya, dalam skenario pesimistis, penguatan dolar dan suku bunga yang lebih tinggi dapat mendorong harga emas di bawah level teknis utama.
Penyidik dari J.P. Morgan dan Deutsche Bank sepakat bahwa permintaan emas akan tetap ada hingga tahun 2025, terutama karena perannya sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global. Faktor-faktor utama seperti permintaan fisik dari bank sentral dan terbatasnya pasokan diperkirakan akan terus mendukung harga logam mulia.
Riset ILLINI NEWS
(menyematkan / menyematkan)