Jakarta. Namun emas telah memberi 26,32% per tahun, yang merupakan yang terbaik sejak 14 tahun lalu, atau tepatnya pada tahun 2010.
Berdasarkan data Refinitiv, harga emas di pasar spot pada Senin (30/12/2024) tercatat US$ 2.605,39 per troy ounce, turun 0,56% dari posisi sebelumnya.
Sedangkan pada awal perdagangan hari ini, Kamis (31/12/2024) pukul 6.20 WIB, harga emas dunia berada di US$ 2.604,04 per troy ounce, turun tipis 0,06%.
“Saya pikir ini hanya bisnis ringan karena liburan. Ini bisa menjadi penyesuaian portofolio menjelang akhir tahun,” kata Peter Grant, wakil presiden dan direktur logam canggih di Zaner Metals.
Ketegangan geopolitik diperkirakan akan tetap tinggi hingga tahun depan, dengan bank sentral terus membeli emas, sementara situasi utang AS bisa memburuk dan defisit di bawah pemerintahan Trump. Hal ini akan terus mendorong permintaan emas sebagai aset safe haven, kata Grant.
Harga emas telah meningkat hampir 27% tahun ini, mencapai rekor tertinggi $2,790.15 pada 31 Oktober, karena investor beralih ke logam mulia di tengah ketidakpastian geopolitik dan penurunan suku bunga oleh AS.
Prospek perubahan besar dalam kebijakan AS pada tahun 2025, termasuk kenaikan tarif, pemotongan dan perubahan pajak, semakin meningkat seiring persiapan Trump untuk mulai menjabat pada bulan Januari.
Awal bulan ini, Ketua Fed Jerome Powell menyatakan sikap hati-hati terhadap penurunan suku bunga lebih lanjut setelah memangkas suku bunga sebesar seperempat poin, sejalan dengan ekspektasi pasar.
Ada banyak data ekonomi AS yang akan dirilis minggu depan termasuk angka ketenagakerjaan, laporan ketenagakerjaan ADP, risalah rapat FOMC bulan Desember dari The Fed, dan laporan ketenagakerjaan AS untuk mengukur kesehatan perekonomian.
Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan volatilitas, namun suku bunga yang tinggi mengurangi daya tarik untuk memiliki aset yang tidak memberikan imbal hasil.
Survei ILLINI NEWS (ras/etnis)