Jakarta, ILLINI NEWS – Barang elektronik Indonesia semakin sedikit terjual di Indonesia. Hal ini sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat dan semakin besarnya fokus pada kebutuhan pokok.
Awal pekan ini, Bank Indonesia (BI) merilis data Indeks Penjualan Riil (IPR) yang menunjukkan penurunan pada periode September (-2.5%) dan perkiraan Oktober (-0.5%).
Jika dicermati lebih detail, tekanan HKI, baik bulanan maupun tahunan, berasal dari kelompok alat informasi dan komunikasi.
Secara bulanan dan tahunan, kelompok peralatan informasi dan komunikasi mengalami kontraksi masing-masing sebesar -12,9% dan -29,4%.
Prakiraan IPR bulan Oktober 2024 terus mengalami penurunan dibandingkan bulan September 2024, terutama pada saat kelompok peralatan informasi dan komunikasi masih berada dalam wilayah kontraksi secara tahunan.
Tampaknya kelompok tersebut tidak akan pernah tumbuh secara tahunan setelah tahun 2024. Saat ini, secara bulanan, kelompok tersebut baru tumbuh tiga kali lipat, yaitu pada bulan Maret, April, dan Agustus 2024.
Faktanya, pada bulan Oktober 2024, HKI kelompok ini diperkirakan akan mengalami perlambatan yang jauh lebih besar secara bulanan dan tahunan dibandingkan periode sebelumnya.
Sekadar informasi, kelompok peralatan informasi dan komunikasi (TIK) mencakup peralatan yang digunakan untuk mengolah, menyimpan, dan mentransfer informasi, yang dibedakan menjadi dua jenis, yaitu peralatan teknologi informasi dan peralatan teknologi komunikasi.
Perangkat teknologi informasi digunakan untuk mengolah data menjadi informasi, seperti komputer pribadi dan laptop.
Saat ini perangkat teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirim dan menerima informasi seperti telepon, radio, televisi, fax, satelit, telepon seluler, dan modem.
Ketika HKI kelompok ini melambat, berarti barang elektronik semakin kurang diminati masyarakat dalam 1-2 bulan terakhir. Masyarakat fokus pada pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan dan minuman. Apalagi barang elektronik merupakan barang yang tidak mudah rusak atau tidak perlu segera diganti.
Selama barang elektronik yang dimiliki masyarakat masih dalam kondisi baik, nampaknya masyarakat akan menghindari membeli barang elektronik baru kecuali jika porsinya banyak atau orang mempunyai uang banyak.
Tingkat konsumsi masyarakat yang lemah
Survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2024 menemukan adanya penurunan optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian Indonesia ke depan. Meski masih dalam kisaran optimis, namun indeks kepercayaan konsumen (IKK) pada bulan Oktober mencapai level terendah dalam 2 tahun terakhir.
Dalam survei konsumen BI terungkap IKK Oktober 2024 berada di level 121,1. Angka tersebut turun 2,4 poin, yakni 123,5 poin dibandingkan level September. Level IKK pada Oktober 2024 juga lebih rendah dibandingkan rekor sebelumnya yang terjadi pada September 2023 yang IKK-nya hanya sebesar 121,7.
Telisa Aulia Falianti, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), menilai turunnya kepercayaan konsumen sebenarnya bukan hal yang mengejutkan. Menurut dia, sepanjang tahun 2024 akan terjadi serangkaian kejadian yang dapat menurunkan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian.
Ia mengatakan, peristiwa melemahnya kepercayaan konsumen yang pertama kali terjadi adalah deflasi yang terus-menerus selama 5 bulan pada Mei hingga September 2024. Menurut dia, fenomena deflasi yang terus-menerus tersebut mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat.
“Ini pertanda melemahnya daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah,” kata Telisa, Senin (11/11/2024).
Telisa mengatakan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) juga melemahkan kepercayaan konsumen terhadap perekonomian. Menurut dia, kekhawatiran tersebut mencapai puncaknya ketika sebuah perusahaan besar tekstil dinyatakan bangkrut dan ribuan karyawannya terancam terkena PHK.
Sebagai informasi, data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnekar) mencatat jumlah PHK pada Januari hingga Oktober 2024 sebanyak 59.796 pegawai.
“Hingga Oktober 2024, pekerja yang terkena PHK sebanyak 59.796 orang. Jumlah tersebut bertambah 25.000 pekerja dalam tiga bulan terakhir,” kata Yasirli dalam Rapat Koordinasi (RACOR) di Jakarta, Kamis (31/10/2024). Pernyataan resmi diperoleh ILLINI NEWS.
Jika dibandingkan Januari-Oktober 2023, total PHK tercatat sebanyak 45.576 orang. Sedangkan Januari-Oktober 2024 tercatat meningkat 59.796 atau 31,2%.
Riset ILLINI NEWS
[dilindungi email] (rev/rev)