JAKARTA, ILLINI NEWS – Raksasa teknologi berlomba-lomba membangun pusat data untuk mendukung pelatihan dan pengembangan teknologi kecerdasan buatan (AI). Kawasan Asia Tenggara dinilai ideal karena masih banyak lahan yang tersedia, serta sumber daya air dan kapasitas listrik.
Malaysia menjadi salah satu negara yang paling sering ‘diserang’ asing untuk berinvestasi di pusat data. Wilayah Johor fokus untuk memenuhi permintaan ini.
Salah satu alasan investor asing memilih Johor adalah harga listrik yang sangat murah yaitu 8 sen. Sementara itu, Indonesia yang juga ingin menggenjot industri data centernya masih mematok harga sekitar 11-13 sen.
Menanggapi hal tersebut, Rachmat Qaimuddin, Asisten Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi (Kemenko Marves) Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan pemerintah harus bersatu untuk menyatukan pendapat apakah industri ini benar-benar strategis.
Jika demikian, beberapa preseden dapat ditetapkan dimana pemerintah dapat memberikan insentif yang menarik.
“Kalau sudah diputuskan strategis, kita harus kompetitif agar lebih menarik,” kata Rachmat, Jumat (11/10/2024).
Selain harga listrik yang lebih kompetitif, banyak investor asing juga menginginkan listrik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, kata Rachana. Rachmat mengatakan infrastruktur harus diperhatikan untuk hal ini.
“Ada orang yang bisa jadi operator, pastikan bisa berjalan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rachmat menegaskan, industri data center yang cenderung masih baru juga perlu memikirkan peluang apa saja yang ada untuk memberikan nilai tambah di masa depan.
“Data center ini jangan kita taruh di sembarang tempat, makan sumber daya kan? Kita butuh listrik, apalagi green electrical, misalnya kita butuh air untuk pendingin. ? Misalnya kita bisa merakit server di Indonesia? Kalau tidak, kita jadikan tempat parkir mobil,” jelasnya.
Rachmat mengatakan, program hilirisasi yang dicanangkan pemerintah di bidang energi juga bisa diterapkan di industri data center. Oleh karena itu, Indonesia bukan satu-satunya tempat di mana orang asing memiliki server. (putra/putra) Simak video berikut ini: Video: RI harus jadi pemain ekonomi digital, bukan sekadar pasar Artikel berikutnya Asing kian menyerbu Malaysia, bukti baru RI sedang diperas.