JAKARTA, ILLINI NEWS – Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan pemotongan dividen PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) Membayar melalui hutang adalah tepat, bila sumber pendanaannya adalah keuntungan.
Manajer Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna menjelaskan, Undang-undang Pertanggungjawaban Umum (PT) mengatur bahwa dividen dibayarkan atas keuntungan atau pendapatan yang dibawa pulang. Sedangkan perjanjian pembayaran tidak tergantung pada dana yang tersedia atau besarnya pinjaman.
Rapat dilaksanakan di gedung BEI “Iya, masalah finansialnya, uang yang diberikan berasal dari bunga pertama. Apakah itu uang dari hipotek pertama? Dia tidak diharapkan. Tapi pasokannya harus dari keuntungan penggunaan dividen”. Newman Time. Senin, (11/11/2024).
Meski demikian, mereka tak memungkiri bisa saja ada peninjauan terhadap aktivitas masing-masing lembaga. Beberapa alat yang dipertimbangkan mencakup profitabilitas, dan kemudian rasio antara profitabilitas dan pengeluaran lainnya, misalnya belanja modal, dll.
“Kalau pinjam tentu ada dampaknya pada utang yang menyusul. Tapi tentu ada yang perlu dipikirkan perusahaan. Ini soal uang. Tapi uangnya dari mana?” dia bertanya.
Sebelumnya, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) mengumumkan dividen terbaru tahun buku 2024 milik Garibaldi Thohir pada rapat umum pemegang saham luar biasa tanggal 18 November. 422 Saya akan meminta izin. pemegang saham.
Dalam siaran persnya, Selasa (5/11/2024), Adaro meminta dividen kepada pemegang saham sebesar 2,63 miliar dolar AS atau Rp 41,4 miliar (Rp 15.751) dari laba tahun buku 2024.
Manajemen mengatakan perseroan memiliki sisa kas yang cukup di dalam negeri untuk membayar dividen. Namun, untuk mengelola dana internal dan penjualan perusahaan secara efektif, tidak menutup kemungkinan perusahaan juga dapat menggunakan pembiayaan pihak ketiga jangka pendek untuk membayar sebagian bunganya.
.