JAKARTA, ILLINI NEWS – Memasuki kuartal keempat, sejumlah emiten yang digemari investor siap membagikan dividen sementara dari sebagian laba bersih yang diraih tahun ini.
Terbaru datang dari Grup Astra, emiten pertambangan dan alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) menyatakan akan membagikan dividen interim senilai Rp 2,42 triliun atau setara Rp 667 per saham.
Tanggal ex-dividen UNTR adalah 7 Oktober 2024. Sedangkan tanggal ex-dividen adalah keesokan harinya.
Jika investor membeli saham UNTR di harga Rp 27.400 per saham pada hari ini, Senin (30/9/2024), maka hasil dividennya bisa mencapai 2,43%.
Berikutnya, juga dari grup Astra, ada emiten yang bergerak di bidang kelapa sawit yaitu PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) yang ikut serta dalam kegiatan pembagian dividen interim.
AALI berencana membagikan dividen sebesar Rp 84 per saham, tanggal konsolidasi ditetapkan pada 3 Oktober 2024. Potensi keuntungan yang didapat investor jika membeli saham AALI hari ini di harga Rp 6.650 per saham bisa mencapai 1,26%.
Sekadar informasi, dividen interim ini belum bersifat final, artinya perseroan masih bisa membagikan dividen lagi pada tahun depan dari total laba bersih tahun buku 2024.
Penting juga untuk mengetahui bahwa UNTR dan AALI secara historis membagikan dividen dua kali setahun. Artinya, jika diakumulasikan nanti, labanya bisa melebihi dividen interim Oktober ini.
Perusahaan PT Hexindo Adiperkasa Tbk berbasis di Amerika Serikat. Perusahaan alat berat itu membutuhkan dividen sebesar $39,99 juta atau setara dengan 70% laba bersih untuk tahun buku yang berakhir 31 Maret 2024 atau $0,04643 per saham. Jika dirupiahkan berdasarkan kurs Rp 15.186 / US$, kira-kira Rp 705,04 per saham.
Perspektif imbal hasil dividen yang bisa diperoleh dari HEXA cukup menarik jika investor membeli hari ini di harga Rp 6.550 per saham mencapai lebih dari 10%.
Tanggal ex-dividen HEXA menyusul pada 2 Oktober 2024. Sedangkan ex-date ditetapkan keesokan harinya, dan akan dibayarkan kepada investor pada Farewell 25 Oktober.
Sekadar informasi, cum date sendiri merupakan periode terakhir di mana investor masih bisa membeli saham yang berhak menerima dividen.
Namun, risiko penurunan dividen tetap perlu diperkirakan. Pasalnya, tingginya imbal hasil dividen juga sebanding dengan koreksi harga yang mungkin terjadi pada periode lalu.
RISET ILLINI NEWS (tsn/tsn) Simak video di bawah ini: Prabowo: Hilirisasi Mutlak, Tak Bisa Nego!