Jakarta, ILLINI NEWS – Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menerapkan kebijakan pembayaran dana pensiun yang tidak bisa dicairkan sebelum 10 tahun keanggotaan ramai diperbincangkan di media. Tujuan dari pengaturan ini pada dasarnya adalah untuk menjaga kelangsungan skema pensiun.
“Jadi kalau sepuluh tahun tidak bisa dibayar, itu juga tidak benar. Pensiunan memang bisa menerimanya setiap bulan, tapi pada prinsipnya tidak bisa membayarkannya. Ya, kami berharap itu hanya bisa membuahkan hasil. Namun selama 10 tahun, para pensiunan tetap menerima “manfaat pensiunnya” setiap bulannya, jelasnya dalam keterangannya pada 8 September 2024, kata Direktur Jenderal Pengawasan Penjaminan, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK Ogi Prastomiyono. 30.9.2024).
Seperti diketahui, aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Dinas Jasa Keuangan No. 8 Tahun 2024 tentang Produk Asuransi dan Saluran Pemasaran Produk Asuransi.
Pada prinsipnya penghimpunan dana pensiun tidak selalu memerlukan penggunaan alat dana pensiun dari pemberi kerja (DPPK) atau lembaga keuangan (DPLK). Tapi apa cara terbaik? Sebuah diskusi menyusul.
Pembayaran lebih fleksibel, namun ada risikonya
Bisa dikatakan dengan berinvestasi secara terpisah, baik itu membeli emas, reksa dana, saham atau instrumen lainnya, Anda dapat dengan mudah menjual aset tersebut kapan saja.
Namun perlu diperhatikan bahwa dibalik fleksibilitas tersebut, dana pensiun sangat mungkin digunakan untuk kebutuhan konsumsi, keadaan darurat atau bahkan urusan gaya hidup.
Idealnya hal ini tidak terjadi karena dana pensiun adalah tabungan yang kita gunakan untuk hari tua.
Satu hal yang menjadi musuh rahasia setiap orang adalah inflasi. Tak heran jika di hari tua kita membutuhkan dana pensiun yang besar, mencapai miliaran rupee karena kenaikan harga barang dan jasa.
Misalnya, Anda menargetkan dana pensiun sebesar Rp10 miliar dan Anda memiliki waktu dua puluh tahun untuk menariknya.
Namun, pada tahun kelima, Anda harus menarik seluruh investasi Anda di dana pensiun karena kebutuhan mendesak untuk melunasi utang konsumen yang relatif besar.
Tanpa disadari, hanya tersisa lima belas tahun lagi untuk mencapai tujuan dana pensiun. Dengan waktu yang lebih singkat, uang yang harus Anda sisihkan setiap bulannya akan lebih banyak karena jangka waktu investasinya lebih singkat.
Hal ini membuat proses investasi menjadi lebih menantang. Jika Anda tidak bisa menabung sesuai jumlah yang dibutuhkan, salah satu solusinya adalah dengan menurunkan target dana pensiun dari Rp 10 miliar ke target yang lebih realistis.
Namun, dengan tujuan pensiun yang lebih rendah, Anda juga harus siap menyesuaikan taraf hidup Anda di masa pensiun.
Anda mungkin mempertimbangkan untuk mencari investasi dengan imbal hasil lebih tinggi agar uang dapat terakumulasi lebih cepat. Namun perlu diingat bahwa semakin tinggi potensi keuntungannya, semakin besar pula risikonya. Seiring bertambahnya usia, lebih masuk akal untuk berinvestasi pada instrumen berisiko rendah atau instrumen yang memberikan pendapatan stabil.
(aak/aak) Simak video berikut ini: Video: Cara Menyiapkan Dana Pensiun, Simak Perhitungannya! Artikel selanjutnya Banyak Lansia Indonesia yang Bergantung pada Transfer Anak, Apakah Anda Salah satunya?