berita aktual Penjelasan Ilmiah Hanya 2 Orang Selamat dari Kecelakaan Jeju Air

Jakarta, ILLINI NEWS Indonesia – Akhir tahun 2024 mengakibatkan 179 orang meninggal dunia di kapal feri Jeju Korea Selatan. Menurut laporan surat kabar Korea Herald, hanya dua orang yang selamat dari kejadian mengerikan itu, semua kru duduk di belakang. 

Berbicara tentang kecelakaan pesawat, penelitian telah menunjukkan tempat teraman di dalam pesawat dalam keadaan darurat. 

Sebuah studi TIME yang mengamati data kecelakaan penerbangan selama 35 tahun menemukan bahwa kursi tengah, yang terletak di bagian belakang pesawat, memiliki tingkat kematian terendah sebesar 28 persen.

Sedangkan kursi di tengah jalur penerbangan dekat sayap memiliki risiko kematian paling tinggi, dengan tingkat kematian sebesar 44 persen.

Mengapa kursi tengah di barisan belakang pesawat lebih aman dalam keadaan darurat?

Doug Drury, pakar penerbangan di Central Queensland University, mengatakan data TIME sangat akurat. Duduk di dekat pintu keluar, penumpang akan memiliki cara tercepat untuk berlari dalam keadaan darurat jika tidak ada kebakaran. Namun, sayap pesawat menyimpan bahan bakar, jadi duduk di dekat sayap bukanlah cara yang paling aman.

Dikatakan bahwa dalam keadaan darurat, penumpang bisnis di depan pesawatlah yang akan menderita terlebih dahulu, bukan penumpang lain di belakang.

Alasan kursi tengah lebih aman dibandingkan kursi dekat jendela atau lorong karena terdapat penyangga di setiap sisinya berupa penumpang lain.

Selain letak kursi penumpang, jenis pesawat juga diklaim dapat mempengaruhi situasi darurat. Umumnya pesawat yang lebih besar akan memiliki bahan bangunan yang lebih banyak sehingga lebih mampu menahan tekanan di udara.

Oleh karena itu, pesawat yang lebih besar dapat memberikan perlindungan lebih dalam keadaan darurat, meskipun pada akhirnya semuanya tergantung pada tingkat keparahan keadaan darurat tersebut.

Selain itu, jenis keadaan darurat juga disinyalir dapat menentukan nyawa penumpang dan awak kapal.

Pesawat yang jatuh di pegunungan disebut-sebut memiliki peluang paling kecil untuk menyelamatkan penumpangnya, seperti pesawat Air New Zealand penerbangan TE901 yang jatuh ke lereng Gunung Erebus di Antartika dan menewaskan 257 penumpang dan awaknya.

Sementara itu, terdapat kontroversi bahwa pesawat yang jatuh ke “hidung” laut terlebih dahulu mengurangi peluang mereka untuk bertahan hidup, seperti yang terjadi pada Air France Penerbangan 447 pada tahun 2009 yang menewaskan 228 penumpang dan awak.

Oleh karena itu, pilot dilatih untuk mengurangi risiko kecelakaan dalam situasi darurat semaksimal mungkin. Mereka akan berusaha menghindari menabrak pegunungan dan mencari area yang luas seperti lapangan terbuka untuk mendarat sebagaimana mestinya.

(hsy/hsy) Tonton video di bawah ini: Video: Industri kecantikan bersinar di awan gelap ekonomi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *