JAKARTA, ILLINI NEWS – Para peternak ramai karena susu sapi impor bebas masuk ke dalam negeri tanpa bea masuk alias 0%. Petani berharap pemerintah segera melakukan perubahan terhadap pembicaraan perdagangan yang sedang berlangsung, yaitu Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN-Australia-Selandia Baru (AANZFTA).
Seperti diketahui, Indonesia dan negara ASEAN lainnya telah menerima Perjanjian Perdagangan Bebas, namun pemerintah belum bisa memastikan kemungkinan adanya perubahan dalam perundingan perdagangan tersebut.
“Kita lihat perkembangannya bagaimana,” kata Wakil Menteri Perdagangan Dieh Roro Esty kepada ILLINI NEWS saat ditemui usai pameran Sial Interfood 2024 di JI-Expo Kemayoran, Rabu (13/11/2024).
Pernyataan tersebut juga tidak merinci apakah Indonesia akan meratifikasi perjanjian perdagangan dengan Australia atau Selandia Baru. Sebab, Kementerian Perdagangan juga sedang melakukan negosiasi perjanjian perdagangan dengan negara lain.
“Saat ini kementerian kami sedang fokus pada perundingan perdagangan internasional CEPA, salah satunya Indonesia dan Peru. Jika Indonesia-Australia selesai maka Kanada akan menjadi target utama kami,” kata Dieh Roro.
Seperti diketahui, para peternak sapi perah di Jawa Timur dan Jawa Tengah melakukan protes dengan pergi ke pemandian susu dan membuang susu perahnya karena tidak terserap oleh industri pengolahan susu (IPS).
Penyebab kemarahan peternak ini adalah susu lokal kalah bersaing dengan susu impor Australia dan Selandia Baru yang bebas pajak dan bea masuk.
Namun dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 166 Tahun 2011, ada 4 jenis susu yang dibebaskan bea masuk.
Menteri Kerjasama Budi Ari Setiadi mengungkapkan, nasib malang peternak sapi perah Indonesia sejalan dengan Perjanjian Perdagangan Bebas Indonesia-Selandia Baru-Australia disebabkan ketidakmampuan mereka bersaing di pasar dalam negeri.
Menurutnya, perjanjian perdagangan bebas antara Indonesia dengan Selandia Baru dan Australia membuat produk susu yang diimpor dari kedua negara tersebut bebas bea, sehingga harganya 5% lebih murah dibandingkan produk susu dari negara lain. Selain faktor harga, eratnya hubungan kedua negara dengan Indonesia juga membuat harga produk susunya sangat kompetitif.
“Selandia Baru dan Australia memanfaatkan perjanjian perdagangan bebas dengan Indonesia yang menghapus bea masuk produk susu. Hal ini menurunkan harga produk mereka setidaknya 5% dibandingkan harga eksportir susu internasional lainnya,” kata Budi dalam sebuah pernyataan. penyataan. Konferensi pers di kantornya, Senin (11/11/2024). (dce) Simak video berikut ini: Video: Susu Impor Bebas Pajak, Apakah Tidak Teratur? Video Artikel Berikutnya: RI ‘kebanjiran’ susu impor, minim eksploitasi susu peternak