Jakarta, ILLINI NEWS – Amerika Serikat (AS) mengomentari seruan gencatan senjata yang diajukan Hizbullah. Washington mengatakan hal itu menunjukkan kelompok militan berada dalam posisi rentan dan “semakin kuat”.
Hal itu disampaikan Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller dalam briefing rutin Selasa waktu AS. Sebelumnya, wakil pemimpin Hizbullah Naim Qassem mengatakan kelompoknya mendukung upaya untuk mengamankan gencatan senjata yang dilakukan oleh Ketua Parlemen Lebanon Nabih Berri, sekutu Hizbullah, meskipun dia tidak merinci persyaratan apa pun yang diinginkan Hizbullah.
“Selama setahun dunia telah meminta gencatan senjata ini, Hizbullah menolak menerimanya, dan sekarang ketika Hizbullah berada dalam posisi yang tidak menguntungkan dan terkena pukulan keras, mereka tiba-tiba mengubah sikapnya,” kata Miller sambil menembakkan senjatanya.
“Pada akhirnya, kami menginginkan solusi diplomatis terhadap konflik ini,” katanya.
Miller juga mengatakan para pejabat AS terus melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata dengan berbagai pihak di Lebanon. Namun, hal ini sering kali dilakukan melalui perantara.
“Ini masih berlangsung,” kata Miller.
“Saya rasa tidak ada manfaatnya bagi saya untuk membacanya di depan umum,” katanya.
Serangan Israel terhadap Hizbullah di Lebanon telah memicu upaya baru oleh beberapa politisi Lebanon untuk mengisi kekosongan presiden selama dua tahun. Upaya untuk menghidupkan kembali negara yang lumpuh dan berjuang menghadapi konflik yang semakin meningkat.
(SEF/SEF) Tonton video di bawah ini: Video: Hizbullah mengancam akan mengebom Israel jika gencatan senjata tidak tercapai Artikel berikutnya Perang Arab baru tinggal satu inci lagi, negara-negara saling mengancam