Jakarta, ILLINI NEWS – BPJS Kerja bertujuan untuk menginvestasikan uangnya ke luar negeri untuk mendapatkan keuntungan lebih. Pernyataan tersebut pun ditanggapi oleh Badan Jasa Keuangan (OJK).
Hal itu diungkapkan General Manager BPJS Anggoro Eko Cahyo dalam rapat Komisi IX DPR RI, Senin (28/10/2024).
Menurut dia, peralatan dalam negeri mewakili pertumbuhan pasar sebesar 3-5%. Sedangkan jumlah investasi pada BPJS TK sendiri meningkat lebih dari itu atau sekitar 13%. Jadi peralatan rumah tangga pada saat tertentu dianggap terbatas dan dampaknya akan tinggi.
Dalam wawancara baru-baru ini dengan media, Eko mengatakan: “Kami sangat prihatin bahwa investasi akan menyebarkan risiko. Pembangunan dalam negeri bagus, kita juga harus berinvestasi di luar negeri.”
Terkait hal tersebut, Direktur Jenderal Badan Pengawasan Keuangan, Penjaminan, dan Dana Pensiun (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan pihaknya akan terus mendorong pelaksanaan investasi tersebut dan kerja BPJS harus tetap berjalan sesuai dengan ketentuan. karakteristiknya. dari kewajiban yang ada yang ditetapkan dalam kebijakan investasi, yang ditinjau secara berkala.
“Fitur manfaat yang disetujui dalam skema yang dikelola BPJS TK bervariasi, mulai dari Jaminan Kematian (JKM), Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Gangguan Kerja (JPK), Jaminan Hari Tua (JHT), dan Jaminan Pensiun. ( JP) ) jelas sangat berbeda dan memerlukan kebijakan investasi yang berbeda pula,” jelas Ogi dalam tanggapan tertulisnya, dilansir Selasa. (5/11/2024).
Selain itu, karakteristik pertanian pensiun khususnya yang berkaitan dengan skema JHT dan JP serta kaitannya dengan karakteristik jangka panjang harus ditingkatkan. OJK terus mendorong penerapan prinsip pengelolaan yang baik untuk meningkatkan efisiensi investasi, misalnya melalui investasi dengan Metode Life Cycle Fund.
Dikatakannya: “Metode investasi ini dapat mengubah hasil investasi dengan cara meletakkan investasi pada media investasi setelah masa sebelum usia pensiun, sehingga memberikan hasil investasi yang terbaik, namun tetap diukur dari segi baik. dampak manajemen. Laba atas investasi (yoy) tercatat sebesar 6,92% pada periode tersebut 38.45.
Instrumen investasi tersebut sebagian besar, 68% ditempatkan pada obligasi pemerintah (SBN), 20% pada bank Himbara dan bank pembangunan daerah (BPD), sedangkan sisanya ditempatkan pada saham LQ45. .