JAKARTA, ILLINI NEWS – Mata uang di seluruh dunia berada di bawah tekanan, dengan indeks dolar AS (DXY) mengalami penguatan yang kuat.
Berdasarkan laporan Refinitiv, DXY pada 26 Desember 2024 sebesar 108,13. Posisi ini relatif tinggi dibandingkan 105,74 dan 103,97 pada akhir November dan Oktober masing-masing.
Jadi apa mata uang terlemah di dunia dan mata uang negara mana?
Perlu diketahui bahwa mata uang lemah dapat diartikan sebagai mata uang yang memiliki nilai rendah atau menurun dibandingkan mata uang lainnya.
Ada banyak faktor yang menyebabkan depresiasi mata uang. Selain apresiasi dolar AS, pelemahan dolar AS juga disebabkan oleh intervensi bank sentral, peningkatan impor, penurunan pendapatan ekspor, perubahan tingkat inflasi, dan ketidakstabilan politik.
Di bawah ini daftar 10 mata uang terlemah terhadap dolar AS seperti dilansir Refinitiv.
1. Pound Lebanon
Pound Lebanon (LBP) adalah mata uang terlemah di dunia dan pernah berada pada titik tertinggi sepanjang masa. Hal ini terutama disebabkan oleh tingginya inflasi dan kelemahan ekonomi, serta ketidakstabilan politik. Negara ini masih mengalami krisis perbankan sejak 2019.
27 Desember 2024 10:34 WIB Secara year to date/year-to-date, LBP mengalami penurunan sebesar 496%.
2. Rial Iran
Rial Iran (IRR) telah mengalami kesulitan sejak runtuhnya perjanjian nuklir AS-Iran pada tahun 2015, di mana sanksi keras diberlakukan. Rial telah jatuh dengan cepat dan stabil dalam beberapa tahun terakhir, namun mendapat tekanan baru karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Setiap tahunnya IRR relatif konstan.
3. Vietnamdong
Dong Vietnam (VND) menjadi mata uang terlemah di dunia akibat pembatasan ekspor dari luar negeri, Jumlah uang yang diekspor juga mengalami penurunan. Bank sentral negara tersebut juga semakin dekat untuk melakukan revaluasi dong dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari upaya untuk memperluas ekspor.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dolar Vietnam mengalami penurunan sebesar 4,8%.
4. Laos Lewati
Kip (LAK) adalah mata uang terlemah di dunia karena kombinasi beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain inflasi yang tinggi, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, dan meningkatnya utang luar negeri.
Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dong mengalami penurunan sebesar 6,3%.
5. Sierra Leone
Sierra Leone Leone (SLL) mirip dengan kip Laos karena nilai mata uangnya dipengaruhi oleh kombinasi beberapa faktor. Faktor-faktor ini mencakup tingginya tingkat utang dan inflasi, pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, dan dampak jangka panjang dari krisis kesehatan besar seperti wabah Ebola.
SLL relatif stabil sejak awal tahun.
6. Rupiah Indonesia
Indonesia juga mengimpor barang dan bahan mentah dalam jumlah besar, termasuk energi seperti minyak mentah. Meningkatnya harga komoditas energi global telah meningkatkan permintaan dolar untuk membayar impor, sehingga memberikan tekanan pada rupee.
Selain itu, Indonesia sering mengalami defisit transaksi berjalan, yang berarti lebih banyak dolar yang dibelanjakan untuk impor dibandingkan untuk ekspor. Hal ini melemahkan fundamental nilai tukar rupee.
Sejak awal tahun, Rp sudah melemah 5,13%.
7. Usbeksam
Uzbekistan Som (UZS) terus mengalami kesulitan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor-faktor seperti tingginya pengangguran, tingginya inflasi, rendahnya pertumbuhan ekonomi, dan masalah korupsi.
Secara year on year, UZS mengalami penurunan sebesar 4,66%.
8. Franc Guinea
Franc Guinea (GNF) mulai mengalami penurunan nilai setelah konflik pada tahun 1990an. Mata uang ini tetap menjadi salah satu mata uang terlemah di dunia karena faktor-faktor seperti kerusuhan militer dan inflasi yang tinggi. Namun, GNF belakangan ini menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
GNF sejak awal tahun relatif stagnan.
9. Guarani, Paraguay
Mata uang Paraguay, Guarani (PYG), sedang berjuang melawan inflasi dan pengangguran yang terus-menerus, menjadikannya salah satu mata uang terlemah di dunia. PYG juga terhambat oleh korupsi dan peredaran uang palsu.
Tahun lalu, PYG mengalami penurunan sebesar 7,45%.
10. Pound Suriah
Kombinasi faktor ekonomi, politik dan sosial yang mempengaruhi Suriah dalam dekade terakhir telah menyebabkan penurunan signifikan pada Pound Suriah (SYP). Sebagai contoh yang jelas, perang saudara di Suriah yang dimulai pada tahun 2011 menghancurkan perekonomian negara tersebut, dan sanksi internasional, inflasi yang tinggi, pasar gelap mata uang asing, ketergantungan pada bantuan asing, serta korupsi dan inefisiensi pemerintah memperburuk krisis ini.
Sampai saat ini, SYP relatif stabil.
Survei ILLINI NEWS
[dilindungi email] (diedit/diperbarui)