Jakarta, ILLINI NEWSÂ Indonesia – Di setiap kepulan asap cerutu, selalu ada cerita yang datang dari Jember, sebuah kota kecil di Jawa Timur yang menjadi pemain besar di dunia ekspor cerutu. Bagaikan aroma kopi di pagi hari yang perlahan merayap, kabar dari Bea Cukai Jember mencuri perhatian Anda.
PT Boss Image Nusantara mencatat ekspor 6.798 batang cerutu ke Toko Bebas Bea (TBB) di Bali senilai Rp 119,4 juta pada 16 Agustus 2024. Langkah tersebut tidak hanya meningkatkan pendapatan daerah, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global.
Cerutu khas Indonesia yang salah satunya berasal dari Jember ini memiliki keunggulan yang tidak bisa dianggap remeh. Tanah vulkanik yang subur dan iklim tropis memberikan rasa dan aroma khas daun tembakau dari daerah ini. Proses fermentasi yang lama dan teknik pelintingan tangan yang cermat menambah nilai pada setiap cerutu. Ini bukan hanya sekedar produk tembakau, tetapi juga sebuah karya seni yang memuaskan selera pemirsanya.
Tak heran jika cerutu Indonesia menarik minat negara-negara maju seperti Jerman, Jepang, dan Amerika Serikat. Jerman, misalnya, dikenal sebagai pasar terbesar cerutu Indonesia, dengan nilai ekspor lebih dari US$16,8 juta pada tahun 2024.
Penikmat cerutu di luar sana mengapresiasi keseimbangan rasa dan kehalusan asap yang ditawarkan cerutu Jemper. Jepang, dengan pasarnya yang lebih selektif, tetap menjadi tujuan pilihan karena mampu menampung cerutu Indonesia senilai hingga US$12,9 juta. Bagi pecinta cerutu dan pecinta di negara-negara kaya, kualitas adalah segalanya. Cerutu Indonesia menawarkan cita rasa yang unik serta kombinasi kekuatan dan kehalusan.
Selain itu, harganya yang kompetitif dibandingkan produk asal Kuba atau Republik Dominika menjadikannya pilihan yang menarik. Produk Indonesia ini menawarkan kualitas premium dengan harga terjangkau sehingga sulit bersaing di pasar luar negeri.
Di Jerman misalnya, harga cerutu berkualitas tinggi bisa mencapai 10-20 rupee per batang atau sekitar 171.690 rupee – 343.380 rupee per batang, tergantung merek dan kualitasnya. Sedangkan di Jepang, cerutu premium bisa dijual dengan harga sekitar 2000-3500 JPY per batangnya, menjadi simbol kemewahan yang hanya bisa dinikmati oleh kalangan tertentu. Jember Cigars sukses mengisi pasar ini dengan menawarkan kualitas rasa yang kompetitif namun dengan harga yang lebih bersahabat.
Namun, bukan berarti perjalanan cerutu Jumper bukannya tanpa tantangan. Pada tahun 2024, nilai ekspor cerutu Indonesia diperkirakan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar US$42,57 juta. Faktor global seperti fluktuasi perekonomian global dan ketatnya persaingan dengan produsen cerutu lain seperti Kuba dan Nikaragua memberikan tantangan tersendiri.
Namun dengan dukungan pemerintah melalui peraturan seperti PMK No. 59/PMK.04/2017 Terkait tidak dipungutnya bea keluar ekspor, cerutu Jember tetap bisa mempertahankan posisinya di pasar internasional.
Bea Cukai Jember berperan aktif untuk memastikan seluruh ekspor cerutu dari wilayah ini berjalan lancar. Mulai dari pengawasan dokumen perpajakan hingga penyegelan kotak ekspor, mereka memastikan kualitas produk cerutu tetap terjaga hingga sampai ke konsumen internasional. Sardianto, Kepala Bidang Kepatuhan Internal dan Konsultasi Kepabeanan Jember, menekankan pentingnya melengkapi dokumen seperti CK-5 sebagai jaminan bahwa produk tersebut memang ditujukan untuk tujuan ekspor.
Pada akhirnya, kisah cerutu Indonesia adalah tentang kualitas, ketekunan, dan peluang pasar yang tetap terbuka. Meski penuh tantangan, cerutu Indonesia tetap menjadi wewangian yang menarik di pasar global, dan menjadi bukti bahwa produk dan kearifan lokal mampu melampaui batas global. Dengan cita rasa yang khas dan harga yang bersaing, cerutu Jember tidak hanya menjadi simbol kebanggaan daerah, namun juga bagian dari diplomasi perekonomian Indonesia di dunia internasional.
(emb/emb) Simak video berikut: Prabowo: Transformasi Mutlak, Tak Bisa Ditawar!