Jakarta, ILLINI NEWS – Harga emas dunia di pasar spot naik tipis jelang akhir tahun. Pada tahun 2025, harga emas dunia diprediksi akan naik dan mencatat rekor tertinggi.
Berdasarkan data Refinitiv Senin (30/12/2024) pukul Pukul 06.00 WIB, harga emas di pasar spot tercatat sebesar USD 2.621,14 atau naik 0,04% dari posisi sebelumnya.
Selama sepekan terakhir, harga emas dunia terpantau stagnan dan mengalami perkembangan stabil selama sepekan. Kinerja mingguan emas tercatat melemah tipis sebesar 0,03%. Pada Jumat (27/12/2024), harga emas ditutup pada USD 2.630,55 per troy ounce.
Meski terhenti, optimisme harga emas di tahun 2025 masih tinggi. Beberapa analis bahkan memperkirakan emas bisa menembus level $3.000 per troy ounce pada pertengahan tahun 2025, seiring dengan menguatnya sentimen safe-haven dan dukungan dari bank sentral.
Dengan kenaikan harga emas sebesar 27% selama tahun 2024, logam mulia ini diperkirakan akan terus menjadi pilihan utama investor yang mencari perlindungan terhadap ketidakpastian global dan inflasi.
Menurut Reuters, imbal hasil obligasi AS saat ini mendekati level tertinggi dalam delapan bulan, sehingga membatasi daya tarik emas sebagai aset non-yielding. Indeks dolar AS juga menguat selama empat minggu berturut-turut sehingga meningkatkan tekanan pada logam mulia.
Namun, di tengah tekanan tersebut, berbagai sentimen positif terus menopang harga emas. Konflik geopolitik, seperti ketegangan di Ukraina dan Timur Tengah, kembali meningkatkan permintaan aset safe harbour. Selain itu, spekulasi pasar terhadap kebijakan fiskal Presiden terpilih AS Donald Trump yang akan memulai masa jabatannya pada Januari 2025 juga menimbulkan kekhawatiran terhadap potensi kenaikan inflasi di masa depan.
Zain Vawda, analis pasar dari OANDA, mencatat investor saat ini lebih fokus pada prospek jangka panjang. “Tren sideways yang terlihat saat ini terutama disebabkan oleh rendahnya likuiditas, namun faktor geopolitik dan pembelian emas oleh bank sentral tetap menjadi katalis utama yang akan menopang harga emas pada tahun 2025,” ujarnya.
Sementara itu, data terbaru SPDR Gold Trust menunjukkan kepemilikan emas di ETF terbesar dunia itu turun 0,03% pada Jumat (27/12/2024), mencerminkan kehati-hatian investor di tengah musim liburan. Namun, para analis tetap optimis bahwa tren positif emas dapat dibalik dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter yang lebih akomodatif pada tahun depan.
RISET ILLINI NEWS (lomba/lomba)