illini news Nyaris 10 Juta Gen Z Indonesia Menganggur, Apa Penyebabnya?

JAKARTA, ILLINI NEWS – Salah satu permasalahan yang dialami banyak Generasi Z (Gen Z) di Indonesia adalah sulitnya mendapatkan pekerjaan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 9,9 juta generasi muda Indonesia menganggur. Jadi apa alasannya?

Tia Rahmania, psikolog sekaligus dosen Universitas Paramadina, mengungkapkan ada beberapa penyebab sekitar 10 juta Gen Z menganggur di Indonesia, salah satunya adalah kurangnya kesesuaian antara keterampilan dan permintaan pasar kerja.

“Ini (ketidaksesuaian antara keterampilan dan permintaan pasar kerja) berdasarkan survei yang dilakukan Kementerian Ketenagakerjaan,” kata Tia dalam seminar online bertajuk “Masalah Gen Z dan Etos Kerja” pada Jumat (25/10/2024).

Selain karena kurangnya kesesuaian antara keterampilan dan permintaan di pasar tenaga kerja, Tia menunjukkan bahwa penyebab Gen Z menganggur adalah kurangnya disiplin di tempat kerja dan tingginya tuntutan pendapatan dari perusahaan. Tia mengatakan tuntutan generasi Z akan gaji yang lebih tinggi seringkali tidak sesuai dengan kinerjanya.

“Gen Z sering kurang disiplin. Lalu mereka bilang [Gen Z] menuntut terlalu banyak. Gen Z sering dikritik sebagai generasi yang tidak mau bekerja keras, tapi menuntut gaji yang tinggi,” jelas Tia.

Menurut Tia, Gen Z merupakan kelompok yang unik karena memiliki ciri khas yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Salah satu ciri Gen Z yang paling menonjol adalah mereka mengutamakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi (work-life balance). Namun, tidak semua perusahaan mendukungnya.

Tia menjelaskan, alasan Gen Z menjunjung tinggi work-life balance adalah karena burnout atau stres akibat pekerjaan. Biasanya, burnout terjadi karena Gen Z sangat berorientasi pada hasil, misalnya gaji, bukan proses. Ketika mereka mendapati gaji mereka tidak sesuai harapan, beberapa Gen Z memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan.

“Faktanya, burnout menjadi faktor penting yang menyebabkan Gen Z berhenti dari pekerjaannya. Menurut penelitian, Gen Z sangat mementingkan kesehatan dan keseimbangan kehidupan kerja,” kata Tia.

“Tempat kerja yang mendorong kesejahteraan secara keseluruhan melalui program kesehatan dan dukungan kesehatan mental menjadi pertimbangan bagi Gen Z,” lanjutnya.

Sebagai informasi, BPS mengungkapkan terdapat 9,9 juta generasi muda Indonesia yang tidak mengikuti kegiatan Pendidikan, Ketenagakerjaan, dan Pelatihan (NEET) pada tahun 2023. dari calon pegawai yang tidak diberdayakan.

Selain pernyataan Tia, laporan terbaru platform konsultasi pendidikan dan karir, Intelligent, mengungkapkan berdasarkan data terkini, enam dari 10 perusahaan telah memecat lulusan baru yang mereka rekrut pada tahun ini.

Menurut pihak perusahaan, ada beberapa alasan yang melatarbelakangi keputusan memecat lulusan baru yang merupakan Gen Z, seperti kurangnya motivasi karyawan, kurangnya profesionalisme, dan buruknya kemampuan komunikasi.

Manajer perekrutan yang disurvei juga melaporkan bahwa beberapa pekerja Gen Z kesulitan menangani beban kerja, sering terlambat, dan tidak berpakaian atau berbicara dengan pantas. (rns/rns) Simak videonya di bawah ini: Video: Bank Mega Gelar ‘Fun Walk 5K Like a Billionaire’ Artikel Berikutnya Generasi Z Banyak yang Gunakan Kartu Kredit untuk Hadiri Konser, Ini Alasannya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *