berita aktual Anak Usaha RAJA Siap IPO, Begini Prospek RATU!

Jakarta, ILLINI NEWS – Anak usaha PT Rukun Raharja Tbk (RAJA) yang fokus pada bisnis minyak dan gas (migas), bernama PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) berencana melakukan penawaran umum perdana (IPO) ). pada awal Januari 2025. Rencana IPO RATU

Dalam IPO kali ini, RATU akan menerbitkan 543.010.800 saham atau setara 20% dari total modal disetor. Setiap saham bernilai Rp10.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 190.033.800 saham baru diterbitkan RATU atau setara dengan 7% dari total modal ditempatkan. Bagian lainnya, yaitu 352.957.000 saham, merupakan saham RAJA yang berbeda atau setara dengan 13% dari seluruh modal ditempatkan.

Pada masa book building hingga 23 Desember 2024, harga saham yang ditawarkan antara Rp900 hingga Rp1.150 per saham.

Dengan harga tersebut, RATU bisa memperoleh pendapatan baru sebesar Rp 488,7 miliar hingga Rp 624,46 miliar yang meliputi Rp 171 miliar – Rp 218,56 miliar dari saham baru dan Rp 317,7 miliar – Rp 405,9 miliar dari pasar saham, serta sudah termasuk kapitalisasi pasar. sekitar Rp 2,4 hingga Rp 3,1 juta rupiah

Henan Putihrai Sekuritas dan Sucos Sekuritas tunduk pada aturan IPO RATU. Menurut mereka, pelaksanaan saham dengan menggunakan jasanya sebagai penulis menunjukkan gambaran yang menarik.

Berikut beberapa artikel yang ditulis oleh Henan Putihrai Sekuritas selaku penulisnya.

Pertama, saham KBAG yang tercatat pada 8 April 2020 mencatatkan tingkat penolakan (ARA) tertinggi dengan kenaikan yang kuat sebelum menurun.

 

Selain itu, saham SOFA yang tercatat di bursa pada 7 Juli 2020 mencapai ARA yang sama dan naik ke candle merah sebelum turun. Pada 7 April 2021, saham LFLO mencatatkan kenaikan dua kali lipat ARA sebanyak lima kali lipat sebelum mulai melemah.

Begitu pula dengan MGLV yang diposting pada 8 Juni 2021, berhasil mencapai dua ARA dan dua kenaikan sebelum turun. Saham NICL yang masuk ke pasar saham pada 9 Juli 2021 mencatatkan ARA tiga kali lipat dan surplus dua kali lipat sebelum turun.

Sementara itu, satu saham CUAN yang diumumkan pada 8 Maret 2023 mampu mencatatkan tiga ARA dan tiga laba sebelum harganya mulai terlihat.

Terakhir, saham DAAZ dicatatkan pada 11 November 2024, sempat mencatatkan tiga ARA dan naik empat kali berturut-turut, namun kemudian disuspen dan memasuki fase Cooling Action (FCA).

Selain itu, Sucor Sekuritas juga memiliki rekam jejak yang baik sebagai penjamin, dengan riwayat penjualan IPO yang menggunakan jasanya sebagai penjamin.

Saham CUAN dan DAAZ menjadi saham terbaru yang menggunakan jasa Sucor Sekuritas sebagai penjamin emisi, meraih enam ARA berturut-turut sejak awal perdagangan. Penggunaan dana IPO

Dana hasil penawaran umum perdana (IPO) tersebut akan digunakan perseroan untuk mendukung operasional dan mengembangkan bisnis. Setelah dikurangi biaya penerbitan saham baru, dana tersebut akan dialokasikan untuk kebutuhan investasi perseroan, perusahaan asosiasi, dan perusahaan induk.

Uang ini ditujukan untuk menunjang pembayaran kewajiban pengelolaan migas serta mendukung pengembangan perusahaan.

1. Bagi investor – PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ)

Rp157,36 miliar dari dana IPO akan diberikan kepada anak usahanya, PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ). Dana ini akan digunakan untuk membayar Cash Call sebesar $10 juta (sekitar 159,42 miliar) kepada PetroChina International Jabung Ltd, untuk pengelolaan Jalan Jabung.

Namun karena jumlah yang diberikan kurang dari Rp 2,06 miliar, maka kekurangannya akan ditanggung oleh dana perseroan. Segera setelah RETJ melunasi uang tersebut, perusahaan berencana menggunakannya untuk mendanai penelitian minyak dan gas baru untuk pengembangan bisnis.

2. Untuk Perusahaan Gabungan – PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC)

Selain anak usaha, sekitar Rp34,97 miliar dana IPO akan diberikan kepada perusahaan khusus bernama PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC).

Dana ini akan digunakan untuk membayar utang Cash Call sebesar 2,2 juta USD (sekitar 35,07 miliar) kepada ExxonMobil Cepu Ltd. menurut administrasi Blok Cepu. Berdasarkan penetapan RETJ, rencana anggaran PJUC di bawah Rp 102,5 juta dan kekurangan ini akan ditutupi oleh dana internal organisasi.

Jika PJUC mengembalikan uang tersebut, maka perusahaan akan menggunakannya untuk eksplorasi migas lainnya, dalam upaya memperluas penelitian dan pengembangan.

3. Untuk kebutuhan perusahaan induk

Dana sisa IPO akan digunakan untuk menunjang pengeluaran perusahaan, seperti gaji karyawan, direksi, dan dewan direksi, serta biaya operasional lainnya. Hal ini merupakan kelanjutan dari kegiatan IPO perusahaan RATU

Bagi pelaku pasar yang ingin mengikuti IPO RATU dapat menyimak jadwalnya sebagai berikut:

Lihat kesepakatan bisnis dengan QUEEN

RATU didirikan pada tahun 2006 sebagai perusahaan investasi minyak dan gas. Perseroan memiliki dua ladang migas di Indonesia, yakni Blok Cepu dan Blok Jabung.

Melalui anak usahanya, PT Petrogas Jatim Utama Cendana (PJUC), RATU memegang 2,2423% kepemilikan di Blok Cepu.

Saat ini, melalui PT Raharja Energi Tanjung Jabung (RETJ), perseroan menguasai 8% hak di Blok Jabung. Kegiatan RATU meliputi eksplorasi, pengeboran dan pemasaran minyak dan gas.

Data terbukti (kelas P1) di Blok Cepu mencapai 841 juta barel minyak (MMBO), sedangkan di Blok Jabung tercatat 17,2 MMBO. Untuk cadangan, Blok Cepu memiliki 199 MMBO, sedangkan Blok Jabung memiliki 8,8 MMBO.

Pada kuartal I 2024 (1H24), Blok Cepu mencatatkan produksi minyak sebesar 144 ribu barel per hari (MBOPD) atau setara dengan 25% produksi minyak Tanah Air. Di sisi lain, Jalan Jabung menyediakan 52 ribu setara minyak dan gas per hari (MBOEPD), menyumbang sekitar 3,5% dari total produksi migas negara.

Pasca penawaran umum perdana (IPO), struktur kepemilikan saham RATU terdiri dari PT RAJA sebesar 80%, PT Rukun Prima Sarana sebesar 0,004%, dan sisanya 20% dimiliki oleh perorangan. Umum: Kinerja RATU: Valuasi Premium Vs Laba yang Meroket

Pada semester I tahun ini, pendapatan RATU meningkat menjadi 16,44 juta dollar AS dibandingkan tahun sebelumnya.

Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan penjualan dan kenaikan harga pada Juni 2024 dibandingkan Juni 2023. Selain peningkatan pendapatan yang besar, pendapatannya kini juga diperpanjang hingga Juni 2024.

Laba enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024 tercatat sebesar 7,43 juta USD, atau meningkat 20,53% dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu sebesar 6,17 juta USD.

Sedangkan nilai pasar RATU dengan menggunakan price to earnings (PE) pada trailing dua belas bulan (TTM) berkisar antara 6,0-7,6x, dan harga IPO to Book Value (P/BV) sekitar 2,98 -3,26 x.

Dibandingkan perusahaan sejenis, seperti PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dan PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG), nilai IPO RATU sangat tinggi.

MEDC diperdagangkan pada 4,81x PE TTM dan 0,85x PBV.

ENRG diperdagangkan pada 4,94x TTM PE dan 0,52x PBV

Seperti diketahui, induk RATU, PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), memiliki hampir 100% saham, namun dalam IPO kali ini, 13% saham yang dijual berasal dari saham RAJA.

Berikut posisi pemegang saham RATU sebelum dan sesudah IPO:

Dari sisi kepentingan, RATU terlibat aktif di dua blok migas, yaitu Blok Cepu dan Blok Jabung, melalui Participating Interest (PI), baik secara langsung maupun melalui anak perusahaan dan afiliasinya.

Blok Cepu saat ini terlibat dalam produksi minyak melalui proyek Banyu Urip Infill Clastic (BUIC) yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd. Proyek ini berencana meningkatkan produksi menjadi 42,92 MMBO dengan melakukan pengeboran 7 sumur, dengan perkiraan produksi berkisar antara 20.000 – 30.000 BOPD.

Pada Juni 2024, rata-rata produksi Lapangan Banyu Urip mencapai 144 ribu BOPD, sedangkan cadangan minyak terbukti dan terukur (2P) tercatat sebesar 405 MMBO.

Sedangkan Jalan Jabung rata-rata mencatatkan 52.000 BOEPD pada triwulan I-2024, dengan produksi migas terbukti dan terukur (2P) sebesar 292 MMBOE.

Melalui cabangnya, RATU menangani Blok Jabung dalam rangka mengembangkan industri migas.

Ke depan, RATU akan fokus pada eksplorasi dan produksi minyak dan gas sebagai inti bisnisnya. Berpartisipasi di dua sektor migas tersebut, perusahaan mempunyai kekuatan untuk mendukung tujuan produksi migas dalam negeri.

Namun prospek perusahaan tetap bergantung pada manajemen aset yang lebih baik, produksi yang lebih efisien, dan pasar global yang kuat yang dapat mempengaruhi harga dan harga produk minyak dan gas.

Beralih ke pembagian keuntungan, dalam usulannya RATU berjanji akan membagi 60% keuntungan. Jika berdasarkan laba TTM pada 2024, labanya berkisar Rp 150 per saham. Dari harga tersebut dibandingkan dengan harga saham yang diterbitkan akan ada diskon yang cukup besar antara 7,88% – 10,06%.

Penafian RISET ILLINI NEWS: Artikel ini merupakan produk Riset ILLINI NEWS. Analisis ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembaca agar membeli, menahan, atau menjual produk atau investor terkait. Keputusan ini adalah untuk pembaca, jadi kami tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang disebabkan oleh keputusan ini.

 

(tsn/tsn)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *